Magetan. – Dalam rangka HUT TNI ke 79 Danlanud Iswahyudi Marsma TNI Firman Dwi Santoso MA Beserta jajaran melaksanakan kegiatan ziarah tabur bunga (Nyekar) dan kirim doa di pesarean Raden Ronggo Prawirodirjo III Dan G.B.R. Ayu Maduretno. Kegiatan ini merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan dalam rangka HUT TNI tiap tahunya, doa dipimpin oleh kyai Maksudi, diikuti oleh Danlanud Iswahjudi Marsma TNI Firman Dwi Santoso MA, beserta seluruh jajaranya , Camat Kawedanan Ibu Ari Budi Astuti S.S.T.P,Msi, Danramil 0804/10 Kawedanan Kapten Inf Gunawan, Kapolsek Kawedanan Akp Suparminto SH, Kades Giripurno Bpk Sigit, Modin Desa Giripurno Bpk Kusairi, Juru kunci Bpk Heri. Selasa (08-10-2024)
Dalam pelaksanaan nyekar dan doa bersama Danlanud Iswahjudi beserta rombongan setelah menempuh perjalanan lebih kurang 20 Km dari Lanud Iswahjudi, langsung menuju puncak gunung bancak disemanyamkannya Raden Ronggo Prawirodirjo III dan G.B.R.Ay. Maduretno.
Makam Raden Ronggo Prawirodirjo III dan G.B.R.Ay. Maduretno dikenal masyarakat sekitar sebagai sarehan Ratu, pada pesarehan terdapat dua makam utama yakni makam Raden Ronggo Prawirodirjo III dan G.B.R.Ay. Maduretno. Makam terletak didalam sebuah bangunan berbentuk rumah Sejarah Raden Ronggo Prawirodirjo III adalah Adipati Maospati, Madiun ke III sedangkan G.B.R.Ay. Maduretno adalah putri Hamengkubuwono II dan merupakan permaisuri Raden Ronggo Prawirodirjo III.
Raden Ronggo Prawirodirjo III, dihukum mati sebagai pemberontak melawan penjajah Belanda dan dimakamkan di makam pemberontak Banyu Sumurup tahun 1810. Pada tahun 1957 Raden Ronggo Prawirodirjo III, dinyatakan sebagai pejuang perintis perlawanan terhadap kolonial Belanda oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan dimakamkan kembali di Gunung Bancak Desa Giripurno bersama G.B.R.Ay. Maduretno.
“Tujuan pelaksanaan ziarah ini adalah untuk mewarisi nilai perjuangan Raden Ronggo Prawirodirjo III, sebagai bupati Madiun ke tiga, sekaligus nguri-nguri tradisi sebagai kearifan lokal yang perlu dilestarikan.” Pungkas Kapten Inf Gunawan (R 10)